1.
Roswanda Fitri Utami
Pelawi (121301009)
2.
Hetty Juliani
(121301015)
3.
Puspita Sari (121301013)
4.
Dewi Suci Armadhani
(121301053)
5.
Kristy Merlin
(12130115)
A. Identitas
Sekolah
·
Nama
Sekolah : SMA NEGERI 1
BERASTAGI
·
Alamat
Sekolah : Jl. Jamin Ginting
No.12 Berastagi
Telp (0628) 91075
·
Uang
Sekolah : Rp 150.000/ bulan
·
Konsep
e-learning :
o
Individu
(online dengan memanfaatkan jaringan wi-fi
dan offline dengan belajar menggunakan power point)
o
Kelompok
(tidak sinkron dengan menggunakan grup facebook
dari kelas masing-masing)
·
Awal
diterapkan : Sejak 2007 sampai
sekarang
B. Uraian
Aktivitas Observasi
· Hari
Pelaksanaan : Kamis, 23 mei 2013
·
Waktu
Pelaksanaan : Pukul 10.00 WIB
·
Pembagian
Tugas :
Kelompok kami yang
berjumlah 5 orang dibagi menjadi 2 kelompok, dimana Kristy Merlin dan
Dewi Suci
Armadhani di kelas XI IPA-3 dengan mata pelajaran Bahasa Inggris oleh Pak Julianus Ariston Sinurat,S.Pd , sedangkan Roswanda
Fitri Utami Pelawi, Hetty Juliani dan Puspita Sari di kelas XI IPA-2 dengan
mata pelajaran Bahasa Indonesia oleh Ibu Mary Susyanna Br Bangun.
· Narasumber :
Nama : Vita
Usia : 17 tahun
Agama : Katolik
Kelas : XI IPA 3
Prestasi : Menjadi
Juara Kelas
C. Laporan
Hasil Observasi
I.
Pendahuluan
Pendidikan merupakan faktor penting bagi
kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan
penting di seluruh sektor kehidupan, sebab kualitas kehidupan suatu bangsa
sangat erat hubungannya dengan tingkat pendidikan. Peran sekolah dinilai sangat
penting bagi maju dan berkembangnya masyarakat dan terjaminnya kebutuhan
kehidupan mereka kelak di kemudian hari.
Namun, landasan untuk membentuk pendidikan sekolah
yang unggul harus terus diperbaiki agar pendidikan didunia sekolah lebih baik
lagi. Mulai dari teori belajar yang digunakan, manajemen kelas, orientasi
belajar, hingga motivasi belajar siswa juga harus diperhatikan. Dengan begitu
kualitas pendidikan yang terbaik dapat kita berikan untuk semua anak bangsa.
Pendidikan saat ini telah berkembang sangat pesat,
apalagi hal ini didukung dengan adanya teknologi. Salah satu bentuknya adalah
metode pembelajaran dengan konsep e-learning.
II.
Landasan
Teori
1.
Teori belajar
Pandangan
teori belajar menurut aliran behavioristik ( tingkah laku) adalah perubahan
dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon,
menekankan pada “hasil” dari proses belajar. Menurut aliran kognitif adalah
proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan , yakni asimilasi, akomodasi,
dan equilibrasi (penyeimbangan) menurut piaget, menekankan pad “proses” belajar.
Menurut aliran humanistik adalah apa yang mungkin dikuasai ( dipelajari) oleh
siswa, tercakup dalam tiga kawasan, yaitu kognitif, psikomotor, afektif menurut
Blomm dan Krathowl, menekankan pada “isi” atau apa yg dipelajari.
2.
Orientasi Belajar
Pendekatan pembelajaran dibagi menjadi :
·
Teacher
Centered Learning
Guru merancang pelajaran-pelajaran yang
dimaksudkan untuk memenuhi standar dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
menggunakan prosedur-prosedur yang mendukung perolehan pengetahuan dan
keterampilan yang ditetapkan.
·
Student
Centered Learning
Proses
pembelajaran secara konvensional menempatkan guru atau dosen sebagai sumber
belajar yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa atau
mahasiswa.
3. Manajemen Kelas
Manajemen
kelas merupakan kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang
optimal bagi terjadinya proses belajar efektif di dalam kelas. Prinsip
manajemen kelas di aplikasikan secara berbeda untuk setiap tingkatan
pendidikannya dan di sesuaikan juga denga kebutuhan yang ada dengan
mempertimbangkan iklim dan budaya sekolah.
Beberapa gaya penataan kelas:
·
Gaya auditorium: gaya susunan kelas
di mana semua murid duduk menghadap guru.
·
Gaya tatap muka: gaya susunan kelas
di mana murid saling menghadap.
·
Gaya off-set: gaya susunan kelas di
mana sejumlah murid (tiga atau empat orang) duduk di bangku namun tidak
berhadapan langsung satu sama lain.
·
Gaya seminar: gaya susunan kelas di
mana sejumlah murid (sepuluh atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran,
atau persegi, atau bentuk U.
·
Gaya kluster: gaya susunan kelas di
mana sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan orang) bekerja dalam
kelompok kecil.
4. Perspektif Motivasi
Santrock (2008)
menjelaskan motivasi berdasarkan 4 perspektif yaitu:
Siswa/i
SMAN 1 Berastagi, khususnya siswa kelas XI IPA-2 dan XI IPA-3
IV.
Jadwal
Pelaksanaan
Kamis, 23 mei 2013
pada pukul 10.00 WIB
V.
Laporan
penelitian
Dari
proses belajar mengajar serta interview yang kami lakukan disana dapat
diketahui bahwa sekolah SMAN 1 BERASTAGI sudah menerapkan e-learning baik
secara individu maupun kelompok. Baik siswa maupun guru sudah aktif menggunakan
internet untuk mengoptimakan proses belajar mengajar. Sekolah juga sudah
mengakses materi pembelajaran melalui web sekolah sehingga para siswa dapat
langsung mendownload materi pembelajaran yang berlangsung.
Web
SMAN 1 BERASTAGI ada 3 , yaitu
Teori belajar yang
diterapkan di SMAN 1 BERASTAGI ialah teori belajar kognitif. Dimana murid
belajar berdasarkan minat dan pemikiran mereka sendiri. Kurikulum yang
digunakan adalah KTSP, disini murid harus berperan aktif dalam proses belajar
mengajar. Motivasi yang diperoleh pun berdasarkan perspektif kognitif. Dimana
perspektif kognitif berfokus pada ide-ide seperti motivasi internal murid untuk
mencapai sesuatu, persepsi tentang sebab-akibat, kesuksesan dan kegagalan,
terutama persepsi yang merupakan faktor penting dalam prestasi, dan keyakinan
mereka bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan secara efektif.
Hal ini
kami dapat berdasarkan wawancara yang kami lakukan dengan salah satu siswi dari
kelas XI IPA 3 bernama Vita, ia mengungkapkan bahwa dirinya yang menjadi juara
kelas sejak awal masuk mendapatkan motivasi dari dirinya sendiri. Hal itu
disebabkan karena ia sebagai anak sulung dari 5 bersaudara merasa memiliki
tanggungjawab besar untuk masa depan ke 4 adiknya yang juga masih bersekolah,
ditambah lagi dengan keadaan ekonomi keluarganya yang kurang mencukupi. Hal
itulah yang menjadi sumber motivasi terbesar nya untuk terus belajar agar dapat
mempertahankan prestasinya di sekolah. Berdasarkan pernyataan para siswa,
orientasi belajar yang digunakan akan berbeda pada mata
pelajaran yang berbeda.
Orientasi
belajar SCL(Student Centered Learning) ternyata
lebih sering digunakan daripada orientasi belajar TCL(Teacher Centered
Learning), dimana proses belajar mengajar lebih tertuju pada murid. Disini
siswa akan lebih banyak berperan didalam proses belajar mengajar baik sebagai
pendengar maupun sebagai penyaji materi.
Menurut
Andika, salah seorang siswa dari kelas XI IPA 2, orientasi belajar SCL yang
dilakukan sudah efektif, dimana orientasi belajar ini dapat meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar. Seperti saat mereka ditugaskan untuk menjelaskan
materi, mereka akan berusaha untuk mencari bahan dari materi yang ingin mereka
presentasikan dari berbagai sumber, sementara siswa lain harus aktif untuk
bertanya agar lebih dapat paham. Sementara guru berperan sebagai fasilitator
yang mengarahkan siswa hingga tujuan pembelajaran tercapai.
Pengelolaan
kelas yang diterapkan bersifat otoritatif, yakni guru menciptakan dan
mempertahankan ketertiban suasana kelas, disiplin sangat diutamakan. Gaya
penataan struktur yaitu gaya auditorium yaitu semua murid duduk menghadap guru.
Seluruh siswa merasa bahwa pengelolaan kelas yang mereka terapkan sudah sesuai
dengan yang mereka inginkan, mereka juga merasa nyaman dengan bentuk
pengelolaan kelas mereka.
VI.
Evaluasi
Tugas
observasi ini sangat menyenangkan, karena kami mendapat pengalaman baru untuk
terjun langsung ke lapangan. Namun, karena kurang nya pengalaman kami saat
melakukan observasi ini membuat kami kurang memiliki persiapan yang cukup.
Persiapan yang kurang ini disebabkan karena banyaknya tugas yang harus
diselesaikan dalam waktu yang bersamaan.
D. Rangkuman
Pribadi
Berdasarkan
observasi yang kami lakukan, ternyata SMAN 1 Brastagi menggunakan teori belajar
kognitif, dimana para siswa belajar berdasarkan kemauan dan kesadaran mereka
sendiri. Tentunya hal ini sudah sangat baik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam proses belajar-mengajar mereka lebih sering menggunakan orientasi belajar
SCL daripada orientasi belajar TCL, dimana sistem pembelajaran terpusat pada
siswa yang selalu dikontrol oleh sang guru yang juga berperan sebagai
fasilitator yang mengarahkan siswa hingga tujuan pembelajaran tercapai.
Untuk
manajemen kelas, mereka menggunakan gaya penataan auditorium yaitu semua murid
duduk menghadap guru. Dan seluruh siswa merasa bahwa pengelolaan kelas yang
mereka terapkan sudah sesuai dengan yang mereka inginkan, mereka juga merasa
nyaman dengan bentuk pengelolaan kelas mereka. Motivasi mereka dalam belajar
merupakan motivasi yang berdasarkan perspektif kognitif. Dimana perspektif
kognitif berfokus pada ide-ide seperti motivasi internal murid untuk mencapai
sesuatu, persepsi tentang sebab-akibat, kesuksesan dan kegagalan, terutama
persepsi yang merupakan faktor penting dalam prestasi, dan keyakinan mereka
bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan secara efektif.
Karena
berdasarkan observasi yang kami lakukan terhadap beberapa siswa SMAN 1
Berastagi, saat ini mereka sudah dapat meningkatkan minat mereka dalam belajar.
Kesimpulan menurut saya pribadi, perkembangan e-learning di SMAN 1 Brastagi
sudah cukup baik, pelaksanaannya juga sudah berjalan dengan baik
E. Testimoni tentang perencanaan dan proses observasi
1.
Kristy Merlin
Perencanaan
awal observasi sekolah yang akan kami lakukan tertuju pada sekolah yang ada di
medan. Namun, karena waktu sudah tidak terkejar lagi berhubung sekolah di medan
yang hendak kami observasi meminta
proposal yang tentunya belum pasti disetujui maka kami memilih melakukan
observasi di SMAN 1 BERASTAGI. Selama melakukan observasi di SMAN1 BERASTAGI,
saya dan teman-teman disambut baik dan ramah oleh wakil kepala sekolah SMAN 1
BERASTAGI. Saat melakukan observasi di kelas XI IPA 3, saya sangat senang
karena kami diterima dengan baik dan adik-adik XI IPA 3 sangat terbuka saat kami
hendak melakukan wawancara.
2.
Roswanda Fitri Utami Pelawi
Semula kelompok kami berencana
observasi ke sekolah yang ada di Medan saja, berhubung sekolah di Medan meminta
banyak persyaratan seperti surat dari dinas makanya kami putuskan ke sekolah
SMAN 1 Brastagi. Selain itu juga saya merupakan alumni dari sekolah itu
sehingga jalan masuk observasi tidak terlalu memberatkan syaratnya. Saya
pribadi sangat senang observasi disana, karena selain sebagai alumni, para
gurunya pun sudah saya kenal. Siswa/i nya juga sangat ramah-ramah sehingga
proses observasi kami berjalan lancar.
3.
Hetty Juliani
Sewaktu saya melakukan observasi
di SMAN 1 Brastagi, keadaan disana tidak ada yang mengecewakan. Disana
ruangannya tertata rapi juga kedisiplinannya cukup baik. Pada saat proses
pembelajaran semua berjalan lancer sesuai dengan peraturan. Saya juga merasa
aman disana karena ramah lingkungan dan bersih. Menurut saya SMAN 1 Berastagi
adalah SMA yang mematuhi peraturan. Tidak ada siswa yang keluar masuk pada saat
pembelajaran.
4. Dewi Suci Armadhani
Tugas
observasi sekolah ini merupakan tugas pertama saya untuk langsung melihat
contoh yang sebenarnya ke lapangan. Tentunya saya merasa sangat senang dengan
tugas psikologi pendidikan ini. Dengan penuh semangat saya dan teman-teman
mencari informasi tentang sekolah yang akan kami observasi. Rencana awal, kami
ingin melakukan observasi di sekolah yang ada di Medan. Tapi akhirnya
berdasarkan kesepakatan kelompok, kami melakukan observasi di SMAN 1 Berastagi.
Salah satu alasannya karena salah satu anggota kelompok kami adalah alumni
sekolah itu. alasan yang kedua, kami ingin mengerjakan tugas sambil liburan.
Walaupun hanya dilakukan selama beberapa jam, tapi saya sangat menikmati proses
ini. Pengalaman saya saat berbagi cerita dengan adik-adik disana adalah
pengalaman yang tak terlupakan. Saya bersama kristy harus mengahadapi
tingkah-tingkah siswa yang berjumlah 35 orang itu tanpa didampingi sang guru
untuk pertama kalinya. Bahkan seorang siswa memvideo kan kami yang sedang gugup
saat berbicara didepan kelasnya. Tugas kali ini sangat menambah pengetahuan dan
pengalaman saya.
5. Puspita Sari
Perasaan
senang menemani perjalanan observasi saya di SMAN 1 BRASTAGI yang dilakukan
bersama teman-teman sekelompok saya. Meski awalnya ingin melaksanakan observasi
di sebuah sekolah yang berada di kota Medan, akan tetapi hal itu gagal terwujud
dan berakhir pada kesepakan bersama teman-teman saya yaitu SMAN 1 BRASTAGI dan
bertepatan di kelas XI IPA 2. Sambutan yang hangat kami terima dari wakil
kepala sekolah, guru-guru dan juga murid-murid yang berada di sekolah tersebut,
meski baru pertama kali, tugas kali ini merupakan pengalaman pertama saya dalam
mengobservasi seuah sekolah, banyak pengalam, pengetahuan juaga ilmu yang saya
dapatkan dalam tugas observasi tersebut. Terima kasih kepada wakil kepala
sekolah, guru-guru, murid-murid SMAN 1 BRASTAGI dan tidak lupa terima kasih
saya kepada ibu Fillia Dina Anggaraeni selaku PD III di Fakultas Psikologi.
F. Lampiran
gambar saat observasi
1. Foto kelompok di SMAN 1
Berastagi
2.
Beberapa perangkat SMAN 1 Berastagi