Kamis 13 juni 2013
Broken Home
Broken Home |
Istilah
"broken home" biasanya digunakan untuk menggambarkan keluarga yang
berantakan akibat ortu kita tak lagi peduli dengan situasi dan keadaan
keluarga di rumah. Ortu nggak lagi perhatian terhadap anak-anaknya, baik
masalah di rumah, sekolah, sampai pada perkembangan pergaulan kita di
masyarakat.
zNamun, broken home bisa juga diartikan dengan kondisi keluarga yang
tidak harmonis dan tidak berjalan layaknya keluarga yang rukun, damai,
dan sejahtera karena sering terjadi keributan serta perselisihan yang
menyebabkan pertengkaran dan berakhir pada perceraian. Kondisi ini
menimbulkan dampak yang sangat besar terutama bagi anak-anak. Bisa saja
anak jadi murung, sedih yang berkepanjangan, dan malu. Selain itu,
anak juga kehilangan pegangan serta panutan dalam masa transisi menuju
kedewasaan.
Karena orangtua
merupakan contoh (role model), panutan, dan teladan bagi perkembangan
kita di masa remaja, terutama pada perkembangan psikis dan emosi, kita
perlu pengarahan, kontrol, serta perhatian yang cukup dari mereka.
Orangtua merupakan salah satu faktor sangat penting dalam pembentukan
karakter kita selain faktor lingkungan, sosial, dan pergaulan.
Nah, buat kita-kita yang mengalami broken home, gimana sih cara mengatasinya supaya kita tetap merasa "baik-baik" saja dan tidak menjadi malu serta tidak percaya diri atau lari dari masalah dengan cara-cara yang salah?
Sebenarnya
ada banyak cara yang bisa kita lakukan apabila kita terjebak dalam
situasi yang tidak mengenakkan ini. Awalnya sih sulit dan tidak gampang
karena kita mesti menghadapi situasi yang belum pernah kita hadapi
sebelumnya. Namun, bukankah setiap permasalahan itu ada jalan
keluarnya? Nah, berikut ini ada beberapa cara ampuh untuk mengatasi
situasi seperti itu.
Hadapi semuanya dengan sikap positif Tidaklah semua yang terjadi itu merupakan hal buruk meskipun itu sesuatu yang berdampak negatif ke kita. Kita harus mencoba menerima keadaan dan berusaha tegar. Hal ini akan membantu kita mengatasi masalah tersebut. Berpikir positif
Peristiwa
yang kita alami kita lihat dari sisi positifnya. Karena di balik semua
masalah pasti ada hikmah yang dapat kita petik. Jadikan itu semua
sebagai proses pembelajaran bagi kita sebagai remaja menuju tahap
kedewasaan. Jauhkan segala pikiran buruk yang bisa menjerumuskan kita
ke jurang kehancuran, seperti memakai narkoba, minum-minuman keras,
malah sampai mencoba untuk bunuh diri.
Jangan terjebak dengan situasi dan kondisi
Yang
jelas, kita enggak boleh terjebak dengan situasi dan menghakimi
orangtua atau diri sendiri atas apa yang terjadi serta marah dengan
keadaan ini. Alangkah baiknya apabila kita bisa memulai untuk menerima
itu semua dan mencoba menjadi lebih baik. Keterpurukan bukanlah jalan
keluar. Sebaiknya sih kita bisa tegar dan mencoba bangkit untuk
menghadapi cobaan ini. Tetap berusaha itu kuncinya.
Mencoba hal-hal baru
Tidak
ada salahnya kita mencoba sesuatu yang baru, asal bersifat positif dan
dapat membentuk karakter positif di dalam diri kita. Contohnya,
mencoba hobi baru, seperti olahraga ekstrem (hiking, rafting, skating
atau olahraga alam) yang dapat membuat kita bisa lebih fresh (segar)
dan melupakan hal-hal yang buruk.
Cari tempat untuk berbagi
Kita
enggak sendirian lho, karena manusia adalah makhluk sosial yang hidup
berdampingan dengan orang lain. Mencari tempat yang tepat untuk berbagi
adalah solusi yang cukup baik buat kita, contohnya teman, sahabat,
pacar, atau mungkin juga saudara. Ya… usahakan tempat kita berbagi itu
adalah orang yang dapat dipercaya dan kita bisa enjoy berkeluh kesah
dengan dia.
Beberapa hal di atas dapat dijadikan acuan buat kita karena sebenarnya semua permasalahan itu ada solusinya.
Enggak perlu panik
Kita
enggak bisa mengelak apabila itu terjadi pada keluarga kita walaupun
kita tidak menginginkannya. Enggak perlu panik ataupun sampai depresi
menghadapinya. Walaupun berat, kita juga musti bisa menerimanya dengan
bijak. Karena siapa sih yang mau hidup di tengah keluarga yang broken
home? Pasti semua anak enggak akan mau mengalaminya.
Broken home bukanlah akhir dari segalanya bagi kehidupan kita. Jalan kita masih panjang untuk menjalani hidup kita sendiri. Pergunakanlah situasi ini sebagai sarana dan media pembelajaran guna menuju kedewasaan. Ingat, kita tidak sendiri dan bukanlah orang yang gagal. Kita masih bisa berbuat banyak serta melakukan hal positif. Menjadi manusia yang lebih baik belum tentu kita dapatkan apabila ini semua tidak terjadi. Mungkin saja ini merupakan sebuah jalan baru menuju pematangan sikap dan pola berpikir kita |
0 komentar:
Posting Komentar